Kamis, 28 Maret 2019

Reaksi Reduksi Oksidasi


Reaksi Reduksi Oksidasi

Apakah kamu pernah mengunjungi tempat penampungan besi-besi tua? Jika tumpukan besi-besi tua tersebut diamati, maka sebagian dari besi tersebut sudah berkarat.



Mengapa besi tua tersebut berkarat? Apakah yang meneyebabkan besi itu berkarat? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak uraian berikut! Peristiwa berkaratnya besi terjadi karena reaksi antara besi (Fe) dengan Oksigen di udara. Reaksi ini termasuk reaksi redoks. Reaksi redoks merupakan kependekn dari Reaksi Reduksi Oksidasi. Konsep reaksi redoks mengalami perkembangan. Adapun perkembangan konsep reaksi redoks adalah sebagai berikut :

Perkembangan Konsep Reaksi Redoks
1.        Reaksi Pengikatan dan Pelepasan Unsur Oksigen
Reaksi oksidasi adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen.
Contoh:
    Si  +  O2      →   SiO2
    4 Fe  +  3 O2   →    2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi pembakaran juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi, kertas, kayu bakar, dll.
Reaksi reduksi adalah peristiwa pengeluaran oksigen dari suatu zat.
Contoh:
    2 CuO      →  2 Cu  + O2
    H2O    →    H2   + O2

2.        Reaksi pelepasan dan pengikatan elektron
Reaksi oksidasi dan reduksi juga dapat dibedakan dari pelepasan dan penangkapan elektron.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh:
    Na    →    Na +  +  e
    Zn    →    Zn +2    + 2e
    Al     →   Al +3    + 3e
Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron
Contoh:
    Na +  + e   →   Na
    Fe 3+  + e   →   Fe 2+
Dari konsep kedua ini dapat disimpulkan bahwa reaksi oksidasi dan reduksi tidak hanya hanya melibatkan reaksi suatu zat dengan oksigen.

3.        Reaksi penambahan dan pengurangan bilangan oksidasi
Oksidasi adalah peristiwa naiknya / bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur, sedangkan reduksi adalah peristiwa turunnya / berkurangnya bilangan oksidasi.

BILANGAN OKSIDASI
    Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi diartikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom dalam keadaan bebas atau dalam senyawa yang dibentuknya.
Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan dengan aturan berikut:
a.         Bilangan oksidasi suatu unsur bebas adalah nol
 Contoh : Na, Fe, O2 , H2  memiliki biloks nol
b.         Jumlah total bilangan oksidasi senyawa adalah nol
 Contoh : H2O, NaOH, CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol
c.         Bilangan oksidasi ion sesuai dengan muatannya
 Contoh :  biloks dari Na +     = +1 
biloks dari O 2-      = -2  
biloks dari Fe 3+    = +3
d.        Bilangan oksidasi unsur golongan I A dalam senyawanya adalah + 1
 Contoh : Biloks atom Na dalam NaCl adalah + 1
e.         Bilangan oksidasi unsur golongan II A dalam senyawanya adalah + 2
 Contoh : Biloks  Ca dalam CaCO3  adalah + 2
f.          Bilangan oksidasi unsur golongan VII A dalam senyawa binernya adalah – 1
 Contoh: Biloks F dalam senyawa KF dan BaF2 adalah – 1
g.         Bilangan oksidasi unsur oksigen dalam senyawanya pada umumnya adalah – 2, kecuali :
 -          Dalam senyawa peroksida, biloks oksigen adalah -1
  Contoh : Dalam senyawa H2O2, biloks oksigen = -1
 -          Dalam senyawa superoksida, biloks oksigen adalah - ½
  Contoh : Dalam senyawa KO2, biloks oksigen = - ½
-           Dalam senyawa dengan fluor, biloks oksigen adalah 2
  Contoh : Dalam senyawa OF2, biloks oksigen = +2
h.     Bilangan oksidasi unsur hidrogen dalam senyawanya pada umumnya adalah + 1, kecuali   dalam senyawa hidrida (logam + oksigen) maka biloks H = -1
        
   Contoh Soal dan Pembahasan
   1.      Tentukan bilangan oksidasi S dalam SO3 !
     Jawab:
     Jumlah bilangan oksidasi SO3 = 0
     Jumlah bilangan oksidasi O = -2
     Maka:
      ⇒ b.o S + (3 × b.o O) = 0
      ⇒ b.o S + (3 × -2) = 0
      ⇒ b.o S + (-6) = 0
      ⇒ b.o S = 0 + 6
      ⇒ b.o S = 6
     Jadi, bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah 6.
2.      Tentukan bilangan oksidasi Cl adalam ion ClO3!
      Jawab:
      Jumlah bilangan oksidasi ClO3 = −1
      Bilangan oksidasi O = -2
      Maka:
       ⇒ (b.o Cl) + (3 × b.o O) = −1
       ⇒ (b.o Cl) + (3 × -2) = −1
       ⇒ (b.o Cl) + (-6) = −1
       ⇒ b.o Cl = −1 + 6
       ⇒ b.o Cl = 5
          Jadi, biloks Cl dalam ClO3 = +5.


Menentukan Oksidator, Reduktor, Hasil Oksidasi dan Hasil Reduksi
Contoh Soal :
Tentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi dalam reaksi berikut !
2Al(s)  +  3Pb(NO3)2(g)       2Al(NO3)3 (aq)  +  3Pb(s)
Jawab :

Dengan begitu diperoleh :
Ø  Oksidator (yang mengalami reduksi = biloks turun)   : Pb(NO3)2
Ø  Reduktor (yang mengalami oksidasi = biloks naik)    : Al
Ø  Hasil Oksidasi : Al(NO3)3

Ø  Hasil Reduksi  : Pb


Reaksi Autoredoks
Suatu zat dapat terduksi maupun teroksidasi memghasilkan zat lain. Zat tersebut bertindak sebagai reduktor dan oksidator. Reaksi yang berlangsung seperti itu disebut Reaksi autoredoks (disproporsionasi).

Contoh :

Pada reaksi di atas Unsur Cl pada molekul Cl2 mengalami reaksi reduksi dan oksidasi secara bersamaan, maka reaksi tersebut merupakan reaksi reaksi autoredoks.

Pada reaksi di atas hasil dari reaksi oksidasi dan reduksi adalah 3S (Belerang) , maka reaksi tersebut merupakan reaksi reaksi autoredoks.




2 komentar:

  1. Balasan
    1. Terima kasih..Sangat diharapkan kritik dan masukannya, biar lebih baik lagi ke depannya..

      Hapus

Tulis Komentar